Sabtu, 25 September 2010

Variasi Iklim di Permukaan Bumi

2.1 Pengertian Iklim
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003).
Iklim didefinisikan sebagai berikut :
• Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
• Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
• Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,1987).
Dalam pengertian lain Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
a. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan; dan
b. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.

2.2 Pembagian Iklim berdasarkan Dimensi Wilayahnya
Berdasarkan dimensi wilayahnya, iklim dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
a. Iklim Makro
Iklim makro merupakan keadaan rata-rata cuaca yang menggambarkan situasi iklim suatu wilayah yang dimensinya lebih dari 100 km. Iklim makro sulit diatur oleh manusia dan dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan tersebut, misalnya radiasi panas, pengerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara.
b. Iklim Meso
Iklim makro merupakan keadaan rata-rata cuaca yang menggambarkan situasi iklim suatu wilayah yang dimensinya antara 1-100 km. Dalam batas tertentu, manusia masih mampu mempengaruhi unsur-unsur iklim. Misal: hujan buatan dan pengendalian angin.
c. Iklim Mikro
Iklim makro merupakan keadaan yang menggambarkan situasi iklim suatu wilayah yang dimensinya kurang dari 1 km (di sekitar organisme). Batasan ruang lingkupnya tergantung organisme. Contoh: iklim mikro tanaman dari ujung akar sampai ujung tajuk tanaman.


2.3 Unsur-unsur Iklim
a. Suhu Udara
Suhu udara yang diukur dengan thermometer merupakan unsure iklim yang sangat penting. Suhu adalah unsure iklim yang sulit didefinisikan. Bahkan para ahli meteorologipun mempertanyakan apa yang dimaksud dengan suhu udara karena unsure iklim ini berubah sesuai dengan tempat. Tempat yang terbuka suhunya akan berbeda dengan tempat yang bergedung, demikian pula suhu di ladang berumput berbeda dengan ladang yang dibajak, atau jalan yang beraspal dan sebagainya. Pengukuran suhu udara hanya memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfer. Secara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu dapat juga didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
1. Lama penyinaran matahari.
2. Sudut datang sinar matahari.
3. Relief permukaan bumi.
4. Banyak sedikitnya awan.
5. Perbedaan letak lintang.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:

Untuk menyatakan suhu udara dipakai berbagai skala. Dua skala yang sering dipakai dalam pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang dipakai di Negara Inggris dan Celcius atau skala perseratusan (centigrade) yang dipakai oleh sebagian besar Negara di dunia.
b. Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer.Ada dua macam kelembaban udara:
1. Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
2. Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

c. Curah Hujan
Endapan (presipitasi) didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh ke permukaan bumi. Meskipun kabut, embun, dan embun beku (frost) dapat berperan dalam alih kebasahan (moisture) dari atmosfer ke permukaan bumi, unsure tersebut tidak ditinjau sebagai endapan. Bentuk endapan adalah hujan, gerimis, salju, dan batu es hujan (hail). Hujan adalah bentuk endapan yang sring dijumpai, dan di Indonesia yang dimaksud dengan endapan adalah curah hujan.
Curah hujan merupakan unsure iklim yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Jumlah curah hujan dicatat dalan inci atau millimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1 mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan 1 mm jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer. Di daerah tropis hujannya lebih lebat dari pada di daerah lintang tinggi.
d. Tekanan Atmosfer
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa.Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb).

Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.

e. Angin
Angin ialah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari tekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin merupakan gerak akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel-partikel udara. Apabila sebagian partikel-partikel tersebut mendapat/menerima energi sehingga geraknya semakin cepat - keregangan meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang lain.
f. Embun, Kabut, dan Perawanan
 Embun
Embun terjadi dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu malam hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang. Kadang-kadang angin laut membawa sejumlah uap air pada siang hari yang kemudian mengembun pada waktu malam yang dingin
Titik embun ialah suhu saat udara menjadi penuh dengan uap air atau suhu udara pada kelembaban nisbi 100%. Makin rendah kelembaban nisbi, makin rendah titik embun, yaitu terletak di bawah suhu udara.
 Kabut
Kabut terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi. Kabut terbentuk melalui pendinginan udara oleh sentuhan dan percampuran atau melalui penjenuhan udara oleh penambahan kadar air. Jika udara dekat permukaan bumi mencapai titik embun, maka kabut diperkirakan akan terjadi.
 Perawanan
Perawanan adalah jumlah awan yang menutupi langit di atas stasiun pengamat. Perawanan dinyatakan dalam persen, tetapi lebih umum dinyatakan dalam perdelapanan dari langit yang tertutup awan, misalnya perawanan = 0  berarti langit cerah, perawanan = 4  berarti separuh langit tertutup awan, perawanan = 8  berarti langit mendung/tertutup oleh awan. Garis yang menghubungkan tempat dengan perawanan sama disebut isonephs.


2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Variasi Iklim di Permukaan Bumi
a. Kedudukan Bumi terhadap Matahari
Matahari merupakan sumber energy terbesar di bumi. Dalam penerimaan cahaya matahari di permukaan bumi tidak sama sehingga menyebabkan cuaca yang beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:
 Bentuk bumi yang bulat
 Rotasi bumi
 Revolusi bumi
Perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan mengakibatkan terjadi perubahan musim.
b. Lintang Tempat
Menggambarkan sebaran daratan di permukaan bumi yang dikaitkan dengan sinar matahari. Berdsarkan lintang, bumu dibagi menjadi tiga zone:
 Zona kutub
 Zona subtropics
 Zona tropis (paling banyak menerima radiasi matahari)
c. Ketinggian Tempat
Permukaan bumi merupakan permukaan yang sangat kasar. Sebagai buktinya ada daerah yang landai dan tinggi/curam. Berdasarkan variasi kekasaran, permukaan daratan digolongkan menjadi tiga:
 Dataran tinggi  > 700 m dpl
 Dataran menengah 400-700 m dpl
 Dataran rendah  < 400 m dpl
Perbedaan dataran tinggi dan dataran rendah
Indicator Dataran tinggi Dataran rendah
Suhu rendah tinggi
Tekanan udara rendah tinggi
Kelembaban tinggi rendah

d. Distribusi Daratan dan Lautan
Daratan dan lautan memiliki perbedaan dalam penerimaan energy matahari. Misalnya adalah terjadinya angin laut dan angin darat. Kondisi cuaca/iklim daratan sangat dipengaruhi keadaan di atas lautan. Berikut di bawah ini adalah penjelasan antara angin darat dan angin laut.
Angin darat
Pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Udara di daratan lebih dingin daripada di laut sehingga daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Oleh karena itu angin darat berhembus dari darat ke laut.
Angin laut
Pada siang hari daratan lebih cepat menyerap panas dibanding lautan. Udara di daratan lebih cepat memuai sehingga tekanannya lebih rendah. Oleh karena itu angin laut berhembus dari laut ke darat.

e. Peradaban Manusia
Berdasarkan laporan IPCC tahun 2007 kemungkinan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim adalah sebesar 90%, keadaan ini lebih tinggi dari laporan terakhir dari IPCC pada tahun 2001 dimana kemungkinan manusia sebagai penyebab perubahan iklim adalah sebesar 60%. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa penyebab utama terjadinya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) seperti peningkatan gas Carbon Dioksida yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan dari lahan hutan menjadi lahan yang bernilai ekonomi seperti pemukiman dan perkebunan, sedangkan peningkatan gas metan dan gas dinitrogen oksida disebabkan oleh aktivitas pertanian.
Akan tetapi selain merupakan penyebab perubahan iklim, manusia juga merupakan mahluk yang berusaha menghambat perubahan iklim tersebut.

Skema pengaruh, dampak dan tanggapan manusia terhadap perubahan iklim
Meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer disebabkan oleh kegiatan manusia di berbagai sektor, antara lain:
1. Energi
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas alam dalam berbagai kegiatan, misalnya pada pembangkitan listrik, transportasi dan industri, akan memicu bertambahnya jumlah emisi GRK di atmosfer. Walaupun sama-sama menghasilkan emisi GRK, namun emisi yang dihasilkan dari penggunaan ketiga jenis bahan bakar fosil tersebut berbeda-beda. Untuk menghasilkan energi sebesar 1 kWh, pembangkit listrik yang menggunakan batubara mengemisikan sekitar 940 gram CO2. Sementara pembangkit listrik yang menggunakan minyak bumi dan gas alam, menghasilkan emisi sekitar 798 dan 581 gram CO2 (Meiviana, dkk., 2004).
Tahun 2009 pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan kebutuhan batubara dalam negeri sebanyak 68,3 juta ton, dimana sekitar 41,4 juta ton untuk pembangkit listrik. coba dihitung berapa banyak CO2 yg diemisikan…
Di Indonesia, di antara sektor lainnya, sektor energi menempati urutan kedua sebagai sumber GRK yaitu sekitar 25% dari total emisi. Sementara dari sisi pemanfaatan energi di Indonesia, sektor industri merupakan sektor pengemisi GRK terbesar, diikuti oleh sektor transportasi.

Emisi GRK Indonesia Tahun 1994
2. Kehutanan
Salah satu fungsi hutan adalah sebagai penyerap emisi GRK, biasa disebut carbon sink. Hutan bekerja untuk menyerap dan mengubah karbondioksida (CO2), salah satu jenis GRK, menjadi oksigen (O2) untuk kebutuhan mahluk hidup. Oleh karena itu kegiatan pengrusakan hutan, penebangan hutan, perubahan kawasan hutan menjadi bukan hutan, menyebabkan lepasnya sejumlah emisi GRK yang sebelumnya disimpan di dalam pohon.
Seharusnya dengan luasnya kawasan hutan di Indonesia, sekitar 120 juta ha (Tahun 2008), maka emisi GRK yang dapat diserap jumlahnya cukup banyak. Namun dengan laju kerusakan hutan sekitar 1.09 juta hektar per tahun untuk kurun waktu tahun 2000-2006 (SLHI, 2008), tak heran jika sektor kehutanan merupakan penyumbang emisi GRK terbesar di Indonesia. Menurut The First National Communication yang berisi inventarisasi GRK di berbagai Negara, sekitar 64% dari total emisi GRK di Indonesia dihasilkan dari sektor kehutanan (Meiviana, dkk., 2004).
3. Pertanian dan Peternakan
Sektor pertanian dan peternakan juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi GRK di atmosfer. Dari sektor pertanian, emisi GRK dihasilkan dari sawah yang tergenang, pemanfaatan pupuk, pembakaran padang savana, dan pembusukan sisa-sia pertanian. Sektor pertanian menurut The First National Communication secara umum menghasilkan emisi GRK hanya sekitar 8%. Namun sektor ini menghasilkan emisi gas metana tertinggi dibandingkan sektor lainnya.
Sementara dari sektor peternakan, emisi GRK berupa gas metana (CH4) dilepaskan dari kotoran ternak yang membusuk. Sesungguhnya untuk mengurangi emisi GRK dari sector ini, kotoran ternak dapat diolah untuk menjadi biogas, bahan bakar yg ramah lingkungan.
4. Sampah
Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan sampah. Sampah sendiri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana (CH4), walaupun dalam jumlah yang cukup kecil jika dibandingkan dengan emisi GRK yang dihasilkan dari sektor kehutanan dan energi.
Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Ini berarti pada tahun tersebut Indonesia akan mengemisikan gas metana ke atmosfer sebesar 9500 ton. Sampah kota perlu dikelola secara benar, agar laju perubahan iklim bisa diperlambat.

Selasa, 12 Januari 2010

Cultivation of Tea



Sejarah dan Klasifikasi Teh
Sebelum Masehi Negeri Cina dipercaya sebagai tempat lahirnya tanaman teh yang pada awalnya merupakan legenda. Penemuan teh dilakukan secara tak sengaja oleh seorang raja Cina. Pada tahun 2737 SM, seorang Kaisar bernama Shen Nung melakukan perjalanan. Di tengah hutan, rombongan raja beristirahat karena letih. Ketika tengah menjerang air, lalu beberapa lembar daun yang tertiup angin secara tak sengaja masuk ke dalam air yang tengah mendidih tersebut. Karena penasaran, ia memutuskan untuk mencicipi air rebusan daun tersebut, dan ternyata rasanya enak dan menyegarkan tubuh. Sejak itulah daun yang kemudian diketahui adalah teh dikenal sebagai bahan minuman yang berkhasiat. Tahun 1500-an s/d 1600-an teh mulai masuk ke Eropa melalui misionaris Jasper de Cruz. Pada tahun 1560 melalui Portugal, lalu menyebar ke Prancis, Belanda, hingga negara-negara Baltik. Lalu pada tahun 1600-an mulai masuk ke Inggris dan menggantikan Ale (sejenis Bir) sebagai minuman Nasional. Sedangkan di Indonesia, teh mulai dikenal pada tahun 1686, ketika seorang dari Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya sebagai tanaman hias. Di awal abad ke-19, teh mulai dikenal luas sebagai tanaman perkebunan. Tahun1824 tercatat resmi sebagai awal pengenalan tanaman teh di Jawa. Tahun 1900-an s/d sekarang teh sudah menjadi konsumsi semua orang. Keberadaan teh sudah lebih modern dan maju. Mulai dari teh yang di dalam botol dan siap minum, teh yang dicampur bunga melati, hingga bentuk-bentuk inovasi dari rasa teh itu sendiri seperti teh rasa buah, madu, dan lain-lain.
Teh yang dikenal dengan suatu spesies tunggal yaitu Camellia Sinensis memiliki beberapa varietas khusus, yaitu sinensis, assamica dan irrawadiensis. diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensis
Varietas : Assamica

Teknik Budidaya dan Teknik Pemeliharaan
Morfologi Tanaman
Tanaman teh berbentuk pohon. Tingginya bisa mencapai belasan meter. Namun, tanaman the di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan pemetikan. Mahkota tanaman the berbentuk kerucut. Daunnya berbentuk jorong atau agak bulat telur terbali /lanset. Tepi daun bergerigi. Daun tunggal dan letaknya hamper berseling. Tulang daun mennyisip. Permukaan atas daun muda berbulu halus, sedangkan permukaan bawahnya bulunya hanya sedikit. Permukaan daun tua halus dan tidak berbulu lagi.
Bunga tunggal dan ada yang tersusun dalam rangkaian kecil. Bunga muncul dari ketiak daun. Warnanya putih bersih dan berbau wangi lembut. Mahkota bunga berjumlah 5-6 helai. Putik dengan tangkai yang panjang atau pendek dan pada kepalanya terdapat tiga buah sirip.
Buah the berupa buah kotak berwarna hijau kecoklatan. Buah yang masak dan kering akan pecah dengan sendirinya serta bijinya ikut keluar, biji berwarna putih sewaktu masih muda dan berubah menjadi coklat setelah tua. Akar the berupa akar tunggang dan mempunyai banyak akar cabang.

Syarat Tumbuh
Agar dapat tumbuh dengan baik, maka the membutuhkan syarat-syarat lingkungan yang khusus. Syarat tumbuh untuk tanaman teh meliputi:
1. Ketinggian tempat dari permukaan laut.
Tanaman the adalah tanaman dataran tinggi. Ketinggian tempat yang ideal di daerah tropis adalah 1200-1800 meter dpl. Namun, di Indoesia ketinggian ideal adalah 700-1200 m dpl, misalnya Puncak, Jawa Barat. Di tempat demikian produksi pucuk daun the optimal tercapai pada saat tanaman berumur 7 tahun. Pada ketinggian lebih dari 1200 m dpl produksi optimal daun the baru dicapai sesudah tanaman berumur 10 tahun karena pembentukan tunas lambat. Bahkan di tempat yang lebih tinggi lagi, kadang tanaman tidak bertunas. Tempat yang terlalu tinggi akan mempengaruhi intensitas sinar matahari.

2. Curah hujan dan temperatur
Curah hujan rata-rata 2500-3500 mm per tahun baik untuk tanaman the. Curah hujan minimum bagi tanaman the hingga 1000-1250 mm per tahun. Tanaman the ini sangat tidak tahan terhadap daerah yang panas dan kering. Daerah yang basah dengan curah hujan tinggi dan jumlah hari hujan yang banyak setiap tahunnya sangat disukai. Temperatur ideal bagi tanaman the adalah yang sejuk. Suhu yang diinginkan sekitar 14-250C.
3. Tanah
Tanah yang mempunyai kedalaman olah tinggi, berdrainase baik, dan kaya akan unsur hara cocok untuk perkebunan the. Tanah demikian mudah menyerap air dan mudah pula mengeluarkan air, sehingga pada saat hujan yang terus-menerus tanah tidak terlalu becek dan cepat kering.
Jenis tanah seperti lempung berpasir, latosol, andosol, podzolik merah, lempung berat (heavy clay), dan tanah vulkanis muda cocok untuk tanaman the. Di Indonesia tanah yang paling sesuai untuk ditanami the adalah jenis andosol. The menghendaki tanah yang bersifat sedikit asam dengan pH 5-6.
Kebanyakan tanaman teh memiliki fase pertumbuhan dan periode dorman, biasanya selama musim dingin. Daun teh dipetik pada saat tunas baru (atau “pucuk daun muda”) muncul. Pada daerah beriklim lebih panas, tanaman teh memiliki beberapa tunas dan dapat dipetik sepanjang tahun. Pada kondisi yang lebih dingin di dataran tinggi, memiliki musim panen tersendiri. Daun dari tunas yang lebih awal tumbuh, umumnya pada musim semi, mempunyai kualitas yang terbaik.
Jenis teh terdiri dari empat kelompok utama: teh hijau, teh hitam, teh oolong, dan teh putih. Semua jenis teh tersebut berasal dari tanaman yang sama. Varietas khusus dari tanaman teh dan cara pemrosesan daun teh setelah pemanenan menentukan jenis teh yang dibuat.
Kebun teh (perkebunan teh) adalah tempat dimana teh yang mempunyai potensi rasa enak dihasilkan, dengan perawatan serta perhatian untuk memastikan kondisi pertumbuhan terbaik yang mungkin dibuat. Sebagai contoh dengan penanaman pohon untuk menyediakan tempat yang teduh, atau penanaman tanaman penghalang angin, untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh angin kencang, terutama di dataran Assam . Tanaman teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu meter. Pohon teh harus dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan untuk memudakan kembali dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang tetap untuk memudahkan para pemetik teh, memetik teh. Hal ini dikenal dengan istilah “Tabel Pemetikan”. Pohon teh mampu menghasilkan teh yang bagus selama 50 – 70 tahun, namun setelah 50 tahun hasil produksinya menurun. Pada saat tersebut pohon yang sudah tua sudah saatnya digantikan dengan pohon yang masih muda yang telah ditumbuhkan di perkebunan untuk pembiakan tanaman muda.
Perawatan
Kunci keberhasilan pada semua usaha penanaman adalah adanya perawatan yang baik dan teratur. Dengan perawatan ini, tanaman akan tumbuh sehat, segar, dan produksi daun tinggi. Langkah-langkah dalam perawatan teh ini harus dilakukan sejak tanaman masih kecil, semenjak dipembibitan.
Perawatan tanaman teh meliputi :
• Pemupukan
Untuk menambah unsur hara tanah maka diperlukan tambahan pupuk yang tepat dan teratur. Pemupukan ini disesuaikan dengan umur tanaman muda atau dewasa. Dosis pupuk yang diberikan meningkat dengan bertambahnya umur tanaman karena adanya penambahan unsur hara yang dibutuhkan.
Dosis pemupukan :
Pupuk yang diberikan pada tanaman teh adalah pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, kalium dan NPK.
Waktu pemupukan :
Pemupukan dilakukan 3-4 kali setahun. Saat pemberian pupuk baik pada awal dan akhir musim penghujan. Pada waktu itu, pupuk akan diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman dengan lebih baik karena sesuai dengan periode tumbuhnya dan faktor cuaca yang mendukung.
• Pemangkasan
Tanaman teh yang dibiarkan tumbuh normal, tidak dipangkas, tinggi tanaman bisa mencapai belasan meter. Tinggi tanaman yanga demikian akan menyulitkan pemeliharaan dan pemetikan pucuk, oleh karena itu diperlukan pemangkasan.
Tujuan dari pemangkasan adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas baru dan memperluas bidang pemetikan.



Jenis pemangkasan :
 Pemangkasan indukan
Pemangkasan yang dilakukan pertama kali dengan tujuan memberi bentuk perdu atau membentuk frame.pelaksanaannya dilakukan apabila ukuran garis tengah batang kira-kira 2,5 cm.
 Pemangkasan bentuk
Tujuan pemangkasan ini sama dengan pemangkasan indukan. Cabang dipotong setinggi 30-40 cm dari atas tanah. Pemangkasan ini dilakukan 1,5-2,5 tahun setelah pemangkasan indukan.
 Pemangkasan keprasan
Tujuan pemangkasan ini untuk mendapatkan cabang baru yang diharapkan akan menghasilkan tunas. Pemangkasan ini dilakukan 2,5-3 tahun setelah pemangkasan bentuk. Jarak antara kedua keprasan sekitar 1,5-2 tahun atau tinggi tanaman sekitar 1,5 cm.
 Pemangkasan produksi
Tujuan pemangkasan ini sama dengan pemangkasan keprasan. Pemangkasan produksi pertama dilakukan pada umur 8 tahun dengan tinggi tanaman 45 cm. Pemangkasan kedua dilakukan pada umur 11 tahun dengan tinggi tanaman 50 cm. Pemangkasan ketiga pda umur 14 tahun dengan tinggi tanaman 55 cm. Pemangkasan kesepuluh pada umur 35 tahun dengan tinggi tanaman 90 cm.
 Pemangkasan dalam
Pemangkasan yang dilakukan antara bekas 2 pasangan bentuk, antara pangkasan bentuk 1 dan 2.

Alat pemangkasan :
Alat yang digunakan adalah gergaji pangkas dengan panjang 40-60 cm dan lebar pangkal 7-8 cm yang semakin meruncing ke ujung. Ujung yang runcing memudahkan alat tersebut masuk ke sela-sela batang atau cabang yang hendak di pangkas.
Selain gergaji biasanya juga menggunakan golok, pisau, gunting pangkas, atau parang yang tajam yang bisa digumakan asalkan hasilnya rapi dan tidak banyak melukai batang.

Cara pemangkasan :
Tongkat di ukur diletakkan vertikal di tengah-tengah pohon. Lalu 2 atau 3 cabang dipotong sesuai dengan ketinggian tongkat ukur. Cabang lainnya dipangkas rata berpedoman pada cabang yang telah di ukur tadi. Bidang pemangkasan harus di buat rata dan sejajar dengan kemiringan tanah.
Sewaktu pemangkasan bidang permukaan batang atau cabang selalu dibuat sudut lancip dengan sumbu cabang yang dipotong. Sudut yang baik sekitar 45 derajat.
Bidang pemangkasan pada batang atau cabang yang berukuran besar perlu ditutup dengan bahan tertentu.

Waktu pemangkasan :
Waktu yang paling tepat adalah di penghujung musim penghujan. Karena pada saat itu hujan masih ada, tetapi dengan frekuensi yang tidak terlalu besar dan curah hujan sesuai dengan kebutuahan tanaman. Air hujan yang dibutuhkan digunakan untuk menumbuhkan tinas-tunas baru.
• Pengendalian gulma
Gulma yang biasa menyerang teh adalah rumput-runputan, teki, alang-alang dan lumut. Cara pemberantasan gulma ini dengan cara manual ( penyiangan ) dan kimia (hebisida).
• Peremajaan
Tujuan peremajaan untuk menggantikan tanaman tua dengan tanaman yang muda yang lebih produktif.

Penanggulangan Hama Penyakit Tanaman
Hama dan penyakit pada tanaman merupakan hal yang telah menjadi permasalahan sejak lama. Salah satu tanaman budidaya yang terkena hama dan penyakit adalah teh (Camellia sinensis). Hama yang biasa menyerang tanaman teh sebagai berikut:
a. Ulat penggulung pucuk (laspeyresia leucostoma)
b. Ulat penggulung daun melintang (gracilariatheivora)
c. Ulat kepala hitam (Homona cofferia)
d. Ulat saku atau ulat kantong (psychidae)
e. Kepik biji teh (poecilocoris hardwickii)
f. Helopeltis
g. Tungau
Penyakit pada tanaman teh:
1. Penyakit yang disebabkan oleh organisme
2. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan unsur hara
Salah satu hama yang sering menyerang tanaman teh adalah tungau, contohnya adalah Brevipalpus phoenicis. Tungau ini dapar dikendalikan dengan bahan-bahan kimiawi, tetapi akan berdampak kepada lingkungan akibat bahan kimia tersebut. Cara lain dalam penanggulangan tungau hama yaitu dengan menggunakan tungau predatornya. Tungau predator yang dikenal cukup efektif adalah Amblyseius deleoni.
Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat menurunkan produksi pucuk basah sampai 50 persen karena menyerang daun atau ranting yang masih muda. Umumnya serangan terjadi pada pucuk peko, daun pertama, kedua dan ketiga. Gejala awal terlihat bintik-bintik kecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak berwarna dibatasi oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah. Pusat bercak menjadi coklat tua akhirnya mati sehingga terjadi lubang. Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin, serangga atau manusia. Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, angin, ketinggian lokasi kebun dan sifat tanaman. Banyaknya bulu daun pada peko dapat mempertinggi ketahanan terhadap penyakit cacar. Kedatangan cacar daun dapat diramalkan apabila dalam 7-10 hari berturut-turut turun hujan. Pengendalian penyakit dilakukan dengan pengaturan naungan agar sinar matahari dapat masuk ke kebun. Pemangkasan teh di musim kemarau agar tanaman yang baru dipangkas dapat berkembang karena pada saat ini cacar teh sulit berkembang. Pengaturan daur petik kurang dari 9 hari dapat mengurangi sumber penularan baru karena pucuk terserang sudah terpetik. Untuk pencegahan, sebaiknya ditanam klon teh yang tahan seperti PS 1 dan RB 1.

Panen dan Pascapanen
Panen merupakan tahap pemetikan hasil penanaman suatu tanaman. Dan pascapanen merupakan lanjutan dari proses panen. Dimana dalam tanaman teh ini panennya dimulai dengan pemetikan teh. Pemetikan sendiri merupakan pekerjaaan memetik pucuk teh yang terdiri dari kuncup, ranting muda, dan daunnya. Pemetikan mempunyai aturan tersendiri untuk menjaga agar produksi teh tetap tinggi dan tanaman tidak rusak. Pemetikan yang tidak teratur akan mengakibatkan turunnya nilai ekonomis teh itu sendiri.
Jenis petikan dalam pemetikan teh :
 Jenis petikan berdasarkan jumlah helai daun
 Jenis petikan menurut waktu petik
Daur petikan the, yaitu jangka waktu petik antara 2 pemetikan yang berurutan yang dinyatakan dengan hari. Daur petikan biasa disebut dengan giliran petik.
Pembentukan bidang petik teh (bending):
Tanaman teh yang tingginya sudah mencapai 40 cm dan kulit cabang telah berwarna coklat kemerahan, maka tanaman harus segera dibending. Bending dilakukan sekitar 3 bulan setelah tanam dan tidak boleh dilakukan pada musim kemarau. Cabang yang dibending sebaiknya hanya 3-5 cabang saja yang sebelumnya harus dipetik dulu pucuknya.
Pucuk the yang baru dipetik elum bisa dikatakan siap dikonsumsi atau diperdagangkan, melainkan harus melalui suatu proses pengolahan. Dengan pengolahan yang baik diharapkan bisa diperoleh suatu hasil yang seduhannya memberikan rasa enak, aroma harum, dan warna menarik. Bahkan the yang dihasilkan bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Teh di Indonesia ada tiga jenis berdasarkan cara pengolahannya, yaitu:
1. Teh Hitam (black tea / fermented tea)
The hitam merupakan hasil olahan pucuk daun the yang mengalami tahap fermentasi. Pada dasarnya, proses pengolahan the hitam melalui tahap-tahap, yaitu pengangkutan pucuk segar, pelayuan, penggilingan dan sortasi basah, fermentasi, pengeringan, sortasi kering, penyimpanan, serta pengemasan.
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa atau dalam bahasa Jepang adalah “teh merah” karena air teh sebenarnya berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai “teh hitam” karena daun teh berwarna hitam. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur).


2. Teh Hijau (green tea / unfermented tea)
The hijau dihasilkan dari pengolahan yang tanpa proses fermentasi setelah dipetik. Pengolahan the hijau juga melalui beberapa tahap seperti pelayuan, penggulungan, pengeringan, dan sortasi. Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
3. The Wangi (jasmine tea)
The wangi merupaka the hijau yang ditambah bunga melati (Jasminum sambac) atau bunga melati gambir (Jasminum officinale) untuk memperbaiki rasa dan aroma the.
Selain dari ketiga jenis the di atas, ada beberapa macam the yang juga dibagi berdasarkan penanganan pascapanennya, yaitu:
 The Oolong (semifermented tea)
The ini merupakan hasil dari proses pengolahan peralihan antara the hitam dan the hijau. Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
 Teh Putih
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai popular.
 Teh Kuning
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.
 Kukicha
Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang sudah tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.
 Genmaicha
Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh, beraroma harum dan sangat populer di Jepang.

Varietas Unggul dan Hasil Olahan
Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk dalam keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian Utara. Ada dua varietas utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal sebagai Camellia sinensis, yang tumbuh dengan baik di daerah pegunungan tinggi berhawa dingin di Cina tengah dan Jepang. The Sinensis yang juga dikenal dengan nama the Cina atau the Jawa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: tinggi 3-9 meter, pertumbuhan lambat, jarak antara cabang dengan tanah sangat dekat, daun berukuran kecil, pendek, ujungnya agak tumpul, dan warnanya agak tua. Varietas berdaun lebar, dikenal sebagai Camellia assamica, yang tumbuh paling baik di daerah beriklim tropis yang lembab, di India bagian utara dan Szechuan dan propinsi Yunnan di Cina. Tanaman teh ini mempunyai cirri-ciri: tinggi pohon bisa mencapai 12-20 meter, pertumbuhan lebih cepat, cabang agak jauh dari permukaan tanah, ukuran daun lebih lebar, panjang, ujungnya runcing, daun berwarna hijau gelap, mengkilap.
Bermacam-macam hasil penyilangan yang berasal dari dua spesies tersebut diatas telah dikembangkan agar sesuai dengan beberapa kondisi. Menurut pepatah Cina kuno, ‘'teh yang unggul berasal dari pegunungan tinggi”. Dataran tinggi dan kabut di pegunungan berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar matahari yang terlalu terik dan memberikan temperatur serta kelembaban yang sesuai, sehingga dedaunan dapat tumbuh dengan lambat dan tetap lunak. Seperti halnya dengan minuman anggur, kualitas dan rasa istimewa teh dipengaruhi baik oleh lingkungan (tanah, suhu, dan ketinggian tempat) dan pembuat teh (yang menentukan kapan dan bagaimana daun teh dipetik serta pemprosesannya).
Bunga Kwai. Jenis ini terdapat di China. Teh ini berasal dari kumpulan bunga osmanthus. Tumbuhan ini juga berasal dari China, merupakan tanaman beraroma manis dengan cita rasa yang kuat. Di China tanaman ini juga digunakan dalam pembuatan berbagai macam bahan makanan seperti gula dan minuman anggur.

Teh Pu-erh (Pou Nei). Teh ini bentuknya dipres untuk kepentingan pematangan dan penyimpanan. Rasa daun yang berdaging cukup kuat. Berasal dari propinsi Yunnan di China, biasanya semakin enak apabila mengalami proses penyimpanan sampai puluhan tahun. Teh ini biasanya digunakan untuk diet. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.

Teh Kuning. Merupakan teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar. Berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.


Bancha,
adalah teh tradisional Jepang. Daunnya lebih kasar, rendah kafein serta tinggi zat tannin.

Jasmin Tea. Di Indonesia jenis teh yang paling populer adalah jasmin teh (teh wangi melati). Merupakan teh hijau yang dicampur bunga melati sehingga menimbulkan aroma atau wangi yang khas. Bunga-bunga lain yang sering di jadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci dan seruni.

Teh Darjeeling. Pada awal abad ke 19 Kolonial Inggris memperkenalkan perkebunan teh yang luas di lereng Himalaya. Sinar matahari yang terik di pegunungan dan temperatur yang rendah di malam hari menyebabkan dedaunan teh tumbuh lambat, menghasilkan teh dengan aroma istimewa dan lembut bernama teh darjeeling. Teh ini mendududki ranking terbaik dan paling mahal di antara jenis-jenis teh lain di dunia.

Sencha, merupakan jenis teh yang paling populer di Jepang. Daunnya datar dan panjang.sencaha jepang memiliki rasa sedikit manis. Sedangkan sencaha China mengingatkan pada bau rumput kering segar dan aroma kuat.
Pada dasarnya, produk yang berbasis teh mempunyai spektrum industri yang sangat luas yang mencakup teh untuk minuman, meliputi teh kemasan ( packet tea), tea bag, instant tea , flavoured tea , teh wangi (teh melati), decafeinated tea , dan aneka minuman siap saji ( ready to drink tea ) antara lain teh botol, teh kotak (tetrapack tea ), canning tea , fermented tea, fruit tea, ice tea, tea cola , dan foamy tea. Teh untuk bahan campuran makanan antara lain dalam bentuk :
1. tea-candies
2. tea-noodles
3. tea biscuits
4. tea-cake
5. tea-rice
6. tea-porridge
7. tea-ice-cream
8. dietary food
Dan teh digunakan untuk keperluan industri pewarna makanan dan pengawet makanan alami. Teh untuk industri farmasi antara lain dalam bentuk teh jamu :
1. food supplement
2. cafein, catechin (anti kanker)
3. tea flavin
4. tea rubigin
5. vitamin (B,C,E) dan
6. fluoride.
Teh untuk keperluan industri toiletries dan disposable under wear karena adanya sifat anti mikroba dari teh. Kandungan fluor yang tinggi dalam teh telah mendorong penggunaan teh untuk industri pasta gigi, dan obat kumur.
Teh untuk industri kosmetik antara lain :
• perfume
• beuty oil dari minyak biji teh
• deodorant dan,
• aneka bahan pewarna kosmetik

Teh untuk biopestisida antar lain berupa disinfectant dan saponin dari biji teh untuk pembasmi hama udang.
Manfaat dan Kelebihan
Manfaat serta keunggulan teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.
Karena itu selain sebagai minuman ringan, teh juga dapat digunakan sebagai terapi untuk kesehatan. Jika kita meminum secangkir teh, maka kita setidaknya tahu apa saja zat terbaik yang ada di dalam secangkir teh yang kita minum. Zat apa saja yang terdapat dalam teh sehingga membuatnya dikenal sebagai minuman kaya manfaat. Berikut ini beberapa zat utama yang bermanfaat yang terdapat di dalam secangkir teh.

Polifenol
Polifenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh kita karena lingkungan udara yang tercemar polusi dan juga dari makanan yang kita makan.

Vitamin E
Dalam satu cangkir teh mengandung vitamin E sebanyak sekitar 100-200 IU yang merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi menjaga kesehatan jantung dan membuat kulit menjadi halus.

Vitamin C
Vitamin ini berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia. Selain itu vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk ketahanan tubuh manusia terhadap penyakit.

Vitamin A
Vitamin A yang ada pada teh berbentuk betakaroten merupakan vitamin yang diperlukan tubuh dapat tercukupi.






DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. http://blogspot/budidaya_teh
http://deptan.co.id/teh
Tim Penulis PS. 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. Jakarta: Penebar Swadaya.